Menggagas Roadmap Pengembangan Produk Mocaf

Menggagas Roadmap Pengembangan Produk Mocaf

MPM DIY – Sejak terjadinya revolusi hijau di masa orde baru, pangan lokal di Indonesia pelan-pelan mengalami krisis. Tidak banyak yang mengembankan dan melakukan budidaya sehingga berdampak pada rendahnya konsumsi masyarakat yang rendah. Padahal pangan lokal sangat membantu bangsa Indonesia untuk mewujudkan ketahanan pangan yang tidak bergantung kepada produk impor.

Salah satu produk lokal yang telah dikenal sejak lama oleh bangsa Indonesia, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah singkong. Sayangnya produk ini sudah banyak ditinggalkan dan bahkan tidak lagi dikonsumsi secara masif oleh masyarakat di Indonesia. Padahal, pada masa lampau singkong menjadi bahan pangan pokok masyarakat.

Solusi Kenaikan Harga Pangan

Mengangkat pamor pangan lokal sangat tepat khususnya di tengah isu kenaikan harga pangan baik secara nasional maupun lokal. Kabar yang menggembirakan, Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (MPM PWM DIY) telah lama melakukan pengembangan produk singkong ini khususnya dalam bentuk Modified Cassava Flour (Mocaf).

Mocaf merupakan produk tepung dari singkong yang termodifikasi. Modifikasi singkong pada mocaf dilakukan dengan cara fermentasi oleh bakteri asam laktat. Fermentasi yang dilakukan mengubah karakteristik tepung sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku berbagai produk pangan.

Mocaf ditemukan oleh Prof. Ir. Achmad Subagio, M.Agr. dari Universitas Jember. Achmad Subagio terinspirasi dari pengolahan kentang di Belanda menjadi beberapa jenis tepung dan pati yang dapat digunakan sebagai bahan baku berbagai makanan. Beliau ingin menjadikan singkong yang merupakan pangan lokal dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan. Tujuan awal dari pembuatan mocaf ini adalah untuk menyejahterakan petani singkong.

Mocaf bisa menjadi subtitusi tepung terigu yang notabene berbahan baku dari gandum yang merupakan produk impor. Mocaf lebih sehat karena tidak mengandung gluten sebagaimana terkandung dalam tepung terigu. Jadi selain sehat, Mocaf mampu menjadi solusi atas kenaikan harga pangan.

Roadmap Pengembangan

MPM PWM DIY telah 11 tahun mendampingi pengembangan produk Modified Casava Flour (MOCAF) di Gunung Kidul. Pengembangan ini berbasis pada kelompok-kelompk UMKM dan Kelompok Wanita Tani. Pada sisi hulu saat ini produksi MOCAF telah mencapai 5 ton per Minggu.

“MPM PWM DIY terus berkomitmen untuk mengembangkan sisi hilirnya. Inovasi produk-produk pengolahan MOCAF terus dilakukan dengan menggandeng berbagai pihak dan para ahli. Salah satu pengembangan produk yang dilakukan adalah inovasi tepung bumbu dan mie instan MOCAF,” ungkap Dedi Heri Sutendi, S.T., Ketua Bidang Penguatan Organisasi dan Sumber Daya Manusia MPM PWM DIY.

Menurut Tendi, kedua produk ini memiliki keunggulan, mengingat MOCAF terbukti mampu menahan berbagai vitamin terlarut air lebih kuat dibanding dengan terigu. Keunggulan ini diharapkan produk-produk tepung bumbu dan mie instan dari MOCAF jauh lebih sehat dan memiliki gizi tinggi.

Dalam rangka memperkuat pengembangan produk Mocaf tersebut, MPM PWM DIY melakukan kerjasama dengan Program Studi Teknologi Pangan Universitas Ahmad Dahlan. Kerjasama ini ditandai dengan kunjungan MPM PWM DIY ke Kampus 4 UAD yang diterima oleh Titisari Juwitaningtyas, S.T.P., M.Sc. selaku Ketua Prodi dan didampingi oleh staf pengajar di Prodi Teknologi Pangan, pada Rabu, 30 Agustus 2023.

Menurut Titisari, kedua pihak sepakat untuk bekerjasama dalam pengembangan produk tepung bumbu dan mie instant MOCAF dimulai dengan workshop mendesain roadmap pengembangan produk Mocaf. “Harapan besar MOCAF dapat menjadi bahan industri pangan penting yang memiliki berbagai keunggulan terutama dalam kesehatan dan nilai gizi,” ungkapnya.

Kerjasama ini diharapkan dapat menjadi solusi atas problem ketahanan pangan yang menjadi cita-cita kemandirian bangsa ini. Kemandirian bangsa setidaknya selaras dengan filosofi al-Maun sebagai semangat gerakan sosial Muhammadiyah. Filosofi al-Maun berusaha menjadikan masyarakat dalam hal ini kelompok usaha sebagai pemilik utama industri Mocaf dalam suatu tata kelola usaha yang berkeadilan.

“Baik Prodi Teknologi Pangan UAD maupun MPM PWM DIY sepakat melakukan langkah-langkah berikutnya secara lebih intens dengan melibatkan berbagai amal usaha Muhammadiyah yang lain, lembaga-lembaga donor, pihak pemerintah dan pihak swasta yang berkomitmen pada pengembangan sektor UMKM,” tutup Tendi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *